Jika kamu sudah familiar dengan istilah “influencer,” yaitu orang yang memiliki pengaruh di berbagai platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube, maka sekarang ada istilah baru yang muncul: “deinfluencer.” Mungkin kamu bertanya-tanya, apakah deinfluencer ini sama dengan influencer atau ada perbedaan yang mencolok? Lalu, apakah deinfluencer akan merugikan brand? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, mari kita lebih mengenal apa itu deinfluencer.
Deinfluencer merupakan kebalikan dari influencer. Jika seorang influencer membuat konten yang merekomendasikan produk dari suatu brand, maka deinfluencer justru melakukan sebaliknya. Mereka akan membicarakan brand secara negatif dan mendorong audiens mereka untuk tidak membeli produk dari brand tersebut.
Saat ini, baik di TikTok, Instagram, maupun Twitter, banyak terdapat konten dari deinfluencer. Konten-konten mereka bisa berupa penghindaran terhadap brand karena alasan harga yang terlalu tinggi atau memberikan daftar produk yang sebaiknya tidak dibeli. Namun, tidak semua deinfluencer hanya fokus menjelekkan brand. Ada juga yang fokus pada edukasi yang bermanfaat bagi audiens mereka, dengan tujuan membangun rasa percaya dari audiens tersebut.
Bagaimana cara sebuah brand menyikapi fenomena ini?
Setiap brand pasti pernah mendapatkan review negatif dari pengguna atau influencer, dan kita tidak bisa mengendalikan konten yang dipublikasikan oleh orang lain. Ada hal-hal yang bisa ddilakukan aloh brand dalam menyikapi hal tersebut salah satunya:
- tidak berkolaborasi dengan influencer dengan tujuan melakukan deinfluencing terhadap kompetitor kamu.
- pihak brand sebaiknya mulai fokus mencari influencer yang sesuai dengan target audiens dan memiliki pengaruh besar. Jangan ragu untuk menjalin kerja sama jangka panjang jika menemukan influencer yang tepat, karena hal ini akan berdampak besar pada brand dan produk kamu.
- fokus pada kualitas produk dan branding
- ciptakan konten yang menarik dan disukai oleh banyak orang, brand dapat membangun reputasi yang kuat dan melawan efek negatif yang mungkin ditimbulkan oleh deinfluencer.
Dalam dunia yang terus berkembang dan terhubung secara digital, tren dan dinamika dalam influencer marketing juga akan terus berubah. Oleh karena itu, penting bagi brand untuk tetap mengikuti perkembangan tersebut, mengenali tren baru seperti deinfluencer, dan mengadaptasi strategi pemasaran mereka agar tetap relevan dan berhasil di era ini.