Dalam mencari dan melamar pekerjaan, terdapat satu hal penting yang harus diketahui. Selain memiliki resume yang baik dan pengalaman kerja yang hebat, kita juga perlu menunjukkan profesionalisme pribadi yang dibutuhkan oleh perusahaan yang ingin merekrut kita. Di era digital seperti sekarang ini, perusahaan seringkali melihat akun media sosial kita untuk mengecek hal tersebut.
Calon atasan atau pemberi kerja ingin mengenal kita lebih jauh melalui gambaran yang kita tampilkan di media sosial. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperbaiki dan menjaga media sosial pribadi agar dapat meyakinkan perusahaan bahwa kita layak bekerja dengan mereka.
Tampilkan Citra Positif
Pertama-tama, kita perlu menampilkan hal-hal positif di media sosial. Calon atasan akan mencari kesesuaian budaya kerja melalui CV, referensi, dan juga akun media sosial kita. Meskipun hal ini bisa menjadi keuntungan besar, namun juga bisa merugikan tergantung pada isi media sosial kita.
Akun media sosial mencerminkan sifat dan pandangan kita, dan hal tersebut akan digunakan untuk menilai apakah kita cocok dengan pekerjaan yang ditawarkan atau tidak. Profil yang menampilkan hal-hal yang menunjukkan pengetahuan luas dan sikap yang ramah dapat memberikan dampak positif. Di sisi lain, jika kita terus-menerus membagikan hal-hal yang negatif, perusahaan mungkin akan membatalkan rekrutmen karena mereka tidak ingin mendapatkan orang yang negatif.
Hindari Komentar Tak Pantas
Kedua, kita perlu menghindari komentar dan unggahan yang tidak pantas di media sosial. Pewawancara atau calon atasan mungkin akan menyelami media sosial kita lebih dalam untuk mengenal pribadi kita lebih jauh. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati terhadap segala hal yang kita tampilkan di media sosial.
Pemberi kerja ingin mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang siapa kita dan media sosial dapat membantu mereka mengeksplorasi calon pegawai lebih jauh. Karena itu, kita sebaiknya menghindari komentar atau unggahan yang tidak pantas, kasar, tidak didasari pemikiran, atau tidak berempati. Media sosial tidak hanya mencerminkan siapa diri kita, tetapi juga bagaimana kita bersikap terhadap orang lain dan profesionalisme kita.
Terlalu Banyak Curhat
Kadang-kadang, kita dapat terbangun dengan suasana hati yang tidak baik dan mungkin tergoda untuk curhat di media sosial. Namun, hal ini sebaiknya diminimalisir terutama untuk segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan. Curhatan di media sosial hanya menunjukkan kita sebagai orang yang negatif, dan pemberi kerja bisa saja berpikir ulang untuk merekrut kita.
Bangun Jaringan
Sebaliknya, kita sebaiknya memanfaatkan media sosial untuk membangun jaringan dengan cara yang positif dan mempromosikan potensi diri kita. Meskipun kita ingin terhubung dengan pewawancara melalui media sosial, sebaiknya kita tidak melakukannya. Terdapat batasan tertentu dalam menggunakan media sosial, dan menjalin hubungan dengan pewawancara melalui media sosial bukanlah salah satu dari batasan tersebut.
Jika kita menjadi teman dengan pewawancara setelah dipekerjakan, tentu saja hal tersebut akan berbeda, namun hal tersebut membutuhkan waktu. Namun, kita dapat memanfaatkan media sosial untuk mengenal lebih dekat siapa yang akan kita hadapi sehingga kita dapat memberikan kesan yang sesuai dengan yang diinginkan pewawancara.
Dalam dunia yang semakin terhubung ini, menjaga media sosial pribadi kita menjadi hal yang sangat penting ketika kita sedang mencari dan melamar pekerjaan. Dengan menampilkan hal positif, menghindari komentar dan unggahan yang tidak pantas, serta menggunakan media sosial dengan bijak, kita dapat membangun citra yang baik dan meningkatkan peluang kita untuk diterima bekerja di perusahaan yang kita inginkan.