Kerajaan Halu vs Kerajaan Digital

0
844

Masyarakat Indonesia dihebohkan dengan munculnya kerajaan-kerajaan baru. Netizen menyebutnya kerajaan halu.

Sayangnya kerajaan halu tersebut memanfaatkan pengikutnya untuk membayar sejumlah uang dengan iming-iming jabatan dan gaji besar.

Kerajaan-kerajaan halu itu diantaranya seperti Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Sunda Empire di Bandung, Kesultanan Selaco (Selacau Patrakusumah) di Tasikmalaya, Kerajaan Kandang Wesi di Garut dan King of The King di Banten & Kalimantan.

Entahlah kerajaan itu muncul dari mana dan siapa asal usulnya. Kini beberapa raja dari mereka harus berurusan dengan hukum karena terbukti menyebarkan berita bohong. Bahkan terindikasi menipu anggotanya.

Kalau memang tujuannya mencari uang dengan cara membangun kerajaan halu, mendingan membangun kerajaan digital.

Contohlah Mark Zuckerberg yang berhasil membangun kerajaan bisnis digitalnya. Melalui Facebook, sebanyak 2,3 milyar orang di dunia telah berada dibawah kendalinya. Belum lagi Instagram dan Whatsapp yang kini telah menjadi milikinya. Wajar saja Mark masuk dalam deretan orang terkaya di dunia.      

Kalau di Indonesia sendiri ada tokoh muda yang mampu membuat kerajaan digital. Nadiem Makarim sang pencipta Go Jek. Keberhasilannya dalam membangun kerajaan ojek online, ia dipercaya presiden Jokowi menjadi menteri pendidikan.

Bukan hanya mereka berdua, diera digital ini sudah terbukti banyak yang memanfaatkan teknologi digital untuk membangun kerajaan bisnisnya. Karena, diera ini semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkannya. Setiap orang bisa memulai apa saja, dari mana saja, asalkan terhubung internet.

Jadi sebenarnya tidak perlu lagi kita membuat dan mengikuti kerajaan halu, yang hanya menjanjikan iming-iming uang dan kekayaan. Lebih baik membangun kerajaan baru di internet, sangat realistis dan tidak melanggar hukum.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here